Bulan November 1992, ibunda tercinta meninggalkan kami semua anak-anaknya karena sakit yang dideritanya selama ini setelah dirawat cukup lama di RSPAD Gatot Soebroto, dan dimakamkan di TPU Pondok Kelapa, Jakarta Timur. Saat itu saya masih kuliah tingkat akhir untuk menyelesaikan skripsi, sehingga kelulusan saya tertunda selama satu tahun.
Dua belas tahun kemudian, tepatnya bulan Juli 2004, ayahanda tercinta pergi selamanya setelah menderita sakit cukup lama dan sempat dibawa berobat ke Penang Adventist Hospital, dan beliau meninggal disana.
Sebelum meninggal, ayahanda sempat berpesan kalau beliau ingin dimakamkan di kampung halamannya di Talimbaru, Kabupaten Karo, Sumatera Utara, dan ingin kerangka/ tulang belulang ibunda disatukan dengan makamnya. Oleh karena itu dari Penang, Malaysia, jenazah ayahanda dibawa menuju Medan, Sumatera Utara, dan dari Medan langsung dibawa menuju Talimbaru.
Untuk memenuhi amanat tersebut, setelah tertunda sekian tahun karena kesibukan tugas dan pekerjaan, maka hal tersebut baru dapat terlaksana delapan tahun kemudian, tepatnya pada bulan Oktober 2012.
Kami sekeluarga mengucapkan banyak terima kasih kepada adikku Fransisca Barus, kakakku Mitha Barus dan abang Chandra Ginting, kakakku Masta Ginting, abang Aminadab Tambun dan keponakanku Rudi Tambun, serta seluruh keluarga dan pihak-pihak yang telah membantu kelancaran acara ini, sehingga dapat terlaksana dengan baik.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar